Butuh Normalisasi, Inlet Ciliwung di Jakarta Banyak Mulai Muncul Sedimen Potensi Sebabkan Luapan Banjir



Oleh: Ahmad Munir, Pengamat Hidrologi

Pendahuluan

Kapasitas drainase menjadi salah satu faktor, untuk mengendalikan banjir secara struktural. Kapasitas drainase menjadi kunci untuk mengurangi kejadian dan dampak banjir. Upaya menaikkan kapasitas drainase menjadi penting, agar kejadian banjir dapat berkurang. Dalam usaha menaikkan kapasitas sungai dan badan sungai, maka normalisasi menjadi kunci. Dengan melakukan pengerukan material di badan sungai, dan mendalamkan, melebarkan badan sungai, menjadikan kapasitas badan sungai untuk menampung debit air semakin meningkat.

Dalam hal penanganan masalah banjir, tentu tujuan utama dari keseluruhan aktivitas, dalam penanganan masalah banjir adalah agar banjir berkurang intensitasnya, jumlah kejadiannya, dan berkurang dampaknya. Tentu tujuan akhirnya adalah hilangnya dampak banjir atau dampak banjir yang rendah pada sisi korban. 

Namun jika diperhatikan dari sudut pandang Geomorfologi, tentu menghilangkan banjir sampai pada angka nihil (tidak ada kejadian), tentu sulit, mengingat banjir adalah bencana hidrometeorologi (musim dan air), dan secara faktual dataran banjir adalah zona/kawasan alamiah dalam bentang morfologi permukaan bumi. Permasalahannya timbul ketika dataran banjir dijadikan hunian penduduk, atau difungsikan secara ekonomi dan sosial, maka yang timbul adalah terganggunya dataran banjir dalam fungsi huniah, ekonomi, dan sosial. Jika fungsi-fungsi tersebut terganggu, artinya dampak banjir tetap besar dan merugikan. Ini yang menjadi konsen pemerintah dalam setiap usaha yang dilakukan agar banjir semakin tidak menimbulkan kerugian.

Pembahasan

Dalam sistem hidrologi, suatu wilayah ada yang dibagi zonasinya berdasarkan batasan-batasan punggungan (bisa bukit, gunung, atau batas alam lainnya), yang didalamnya terdapat banyak ordo sungai, yang mengalir ke satu sungai utama (ordo utama). Untuk menyebut wilayah tersebut digunakan istilah daerah aliran sungai (DAS) (watershed).  Dalam wilayah ini air berada dalam suatu ruang yang keseluruhan sistem daur hidrologinya saling berkaitan, misalnya hujan, resapan (infiltrasi), aliran permukaan (run-off), aliran bawah tanah (ground water), penguapan (evaporasi), atau penguapan tumbuhan (evapotranspirasi). Dikarenakan saling berkaitan, maka keseluruhan aspek kegiatan manusia yang berdampak pada siklus hidrologi, perlu mendapatkan perhatian bagi dampaknya terhadap banjir.

Banjir sendiri adalah peristiwa alamiah dari meluapnya aliran permukaan, sebagai akibat dari besarnya debit aliran permukaan (run-off), baik di sungai utama atau di ordo sungai alinnya, sebagai akibat besaran debit sungai melebihi kapasitas badan sungai. Limpasan air ke kiri dan kanan badan sungai ini, yang biasa kita sebut banjir (flood). Jika banjir tersebut terjadi dengan intensitas tinggi, dan memiliki daya rusak besar, terhadap objek yang terkena luapan air, maka itu yang kita sebut banjir. Jika membawa material dan material tersebut merusak berbagai fasilitas dan bangunan budidaya manusia, maka kita sebut banjir bandang.

Pada dasarnya banjir tidak menjadi masalah asal tidak ada korban dan kerugian. Ini terjadi pada daerah daerah yang masih natural (cenderung alami). Di sungai-sungai papua itu banjir terjadi, namun area banjirnya masih berupa lahan alami, sehingga hampir tidak ada korban dan kerugian, makanya tidak menjadi masalah banjir yang terjadi. Berbeda dengan banjir yang terjadi di Jabodetabek, sedikit saja air sungai meluap, pada bagian kiri dan kanan sungai adalah area perumahan/ hunian/ bahkan ruko dan bangunan. Ini yang menjadi masalah serius, sehingga sedikit saja meluap, dampaknya adalah terganggunga fungsi sosial kemasyarakatan, yang tentu sangat merugikan. Dengan demikian, segala upaya dilakukan agar banjir tidak terjadi dan tidak mendatangkan kerugian.

Sistem Inlet-inlet DAS ke Sungai Utama
Banjir-banjir banyak terjadi juga di dataran sepanjang inlet-inlet Ciliwung. (Bersambung)



===
Geografi dengan Dimensi kerunganya merupakan ilmu yang sangat berharga dalam mengenali kondisi wilayah suatu negara. Analisis spatial mampu menjelaskan feneomena dan kejadian alam di muka bumi, baik fenomena fisik maupun fenomena sosial. Sehingga secara umum, geografi juga mampu memprediksi berbagai macam fenome alam dan sosial berdasarkan prediksi siklus dan periodisasi.


Posting Komentar

0 Komentar