Pendahuluan
Banjir adalah fenomena alam biasa, pada aliran sungai yang memiliki dataran banjir (flood plain), dataran banjir terbentuk secara alamiah, pada alur sungai yang berbentuk kelok-kelokan (meander), yang menjadi penanda daerah tersebut relatif datar posisinya, terhadap muka air sungai. Dataran banjir ini biasanya lebih banyak muncul di wilayah tengah atau hilir suatu Daerah Aliran Sungai (DAS). Dataran ini secara alamiah, akan mengalami banjir jika muka air tanah meningkat, akibat debit sungai yang meningkat. Apalagi jika badan sungai yang menjadi tempat dekit air mengalir, terhambat dengan banyak sedimentasi di badan sungai. Jika sedimentasi dari tahun menahun terus meningkat, maka badan sungai tempat menampung laju aliran air menjadi mengecil, dan dampaknya air sungai akan meluap ke dataran banjir.
Jika dataran banjir yang mengalami luapan air sungai, dalam kondisi berupa tutupan permukiman, baik hunian tempat tinggal, bangunan ruko, perkantoran, gudang-gudang dan fasilitas umum lainnya, maka yang terjadi luapan air tersebut memberi dampak pada terganggunya aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat. Hal ini yang kita sebut dampak banjir, dan dampak banjir ini dari tahun ke tahun cenderung naik.
Banjir Bekasi Maret 2025, menjadi banjir terparah dampaknya, dalam beberapa dasawarsa terakhir. Walau pemicu banjir berupa curah hujan, tidak setinggi curah hujan pada tahun 2020, namun faktanya dinilai lebih besar. Tentu, gejala dan fenomena ini memicu banyak pertanyaan, apa yang menyebabkan banjir luapan kali Bekasi tahun 2025 teramat besar?
Pembahasan
Sebagian ahli menyatakan curah hujan menjadi faktor utama banjir maret 2025, tentu disamping intensitas, juga ada durasi curah hujan. Hujan menjadi penyebab utama, tingginya debit yang masuk ke badan sungai. Jika curah hujan merata hampir di semua Wilayah DAS.
0 Komentar